Selasa, 14 Januari 2014

Rasulullah Uswah Kita

Hari demi hari hujan mengguyur senja
ia tahu seakan rindu ini tak terbendung
ada sejuta air mata yang merindu
dan terus ku peluk tak ingin ia membeku

kalaupun sekarang tak bertemu,
di surga-Nya InsyaAllah tak akan semu

rindu ini akan terus mengalir
sampai aku dapat melihat dermaga
lalu mengantarkanku pada dirimu
dan melepas butir-butir rindu itu

Oh Rasulullah, Nabiku, kasihku
Aku rindu...



.:: Karena Islam Milik Kita Semua ::.

OSD

Aku mencintai perempuan sepertimu..
: OSD

Minggu, 12 Januari 2014

Bahagia yang Sempurna



Bahagia yang Sempurna

Lantas seperti apakah rasanya ketika kelak di hari akhir seseorang mengetahui amalannya diterima oleh Allah. Ia menerima catatan amalnya dengan tangan kanan. Dan mendapatkan ucapan selamat dari Allah, dari Baginda Nabi, dari malaikat penjaga surga, dan dari seluruh malaikat,  para nabi dan orang-orang saleh. Saat surga menjadi tempat tinggal selama-lamanya. Kebahagian semacam apakah yang dirasa?
Rabbana taqabbal minna innaka antas sami’ul ‘aliim..
Hal 154

Allahumma aamiin..
KCB 1 - Kang Abik

KCB 1 - kang Abik



KCB 1 - kang Abik

Setetes airmata jatuh ke mushaf yang ia baca. Ia sesenggukan. Menangis dengan perasaan cinta, sedih, rindu, dan merasa berdosa bercampur jadi satu.
Ya Allah ampuni dosa hambaMu ini. Ya Allah, jika yang kurasa ini sebuah dosa, maka ampunilah dosa hambaMu yang lemah ini.”
Dalam doa dan istighfarnya, ia sangat berharap bahwa Allah Swt. Mengasihi orang-orang yang sedang jatuh cinta seperti dirinya.
Hal 136


Jumat, 10 Januari 2014

Rak Air Mata

Rak Air Mata
oleh n3n

rak-rak tak perlu dikomandoi untuk rapi
karna rak-rak itu tau dimana tempat menetap
begitu jugakah dengan hati?
tersusun rapi awalnya

saat ku seduh hari dengan hujan senja
kau berbaur dengan lumpur yang tak ingin kutemui
di antara rak-rak tadi aku ingin berlari
berlari dari isi hati
yang basah oleh air mata
haha aku tertawa
bukankah hujan selalu membawa bahagia?
tapi tidak untuk hari ini

10-1-2014

lirih langit

Semoga tumpahan kisah itu berada di wadah yang tepat dan dapat dipercaya.
*aamiin.. lirih langit meneteskan air hujan

Nikmatnya Tilawah

Kalau kamu lelah, cobalah tilawah.
Kalau kamu resah, segeralah tilawah.
Kalau kamu gelisah, hilangkan dengan tilawah.
Kalau kamu susah, mulailah tilawah.
Kalau kamu gundah, jangan lupa tilawah.
Kalau badanmu lemah, kuatkan dengan tilawah.
Kalau imanmu tergugah, lakukan tilawah.
Kalau jiwamu gerah, perbanyak tilawah.
Kalau matamu basah, segera tilawah.
Kalau pikiranmu cerah, cepatlah tilawah.
Kalau hatimu patah, teruslah tilawah.
Kalau kamu marah, redakan dengan tilawah.
Kalau kamu merasa gagah, jangan lupakan tilawah.
Kalau kamu kalah, harus banyak tilawah.
Kalau kamu tidak mau kalah, harus makin banyak tilawah.
Kalau kamu tabah, seringlah tilawah.
Kalau tanganmu tengadah, mulailah tilawah.
Kalau kakimu melangkah, lantunlan tilawah.
Kalau tubuhmu gagah, seringlah tilawah.
Kalau perasaanmu begitu indah, segeralah tilawah.
Kalau ingin keluarga sakinah, ajak mereka tilawah.
Kalau ingin anak-anak salih dan salihah, ajari tilawah.
Kalau ingin rejeki melimpah, rajinlah tilawah.
Kalau ingin hidup penuh berkah, rutinkan tilawah.
Kalau ingin mengunjungi Ka’bah, lantunkan tilawah.
Kalau anganmu tengah membuncah, perbanyak tilawah.
Kalau kamu malas tilawah, paksalah untuk tilawah.
Kalau kamu rajin tilawah, lanjutkan terus tilawah.
Kalau kamu tilawah, itulah jalan menuju jannah.

Pancoran Barat, 21 Juli 2011
sumber: http://cahyadi-takariawan.web.id

Kamis, 09 Januari 2014

Irama Kerinduan


Irama Kerinduan
oleh n3n

Senggukkan subuh menahan kerinduan
Bulu kuduk menari di antara suara azan
Kerinduan semakin mencekam
Detak jam seolah membinasakan
Detik jam menanti pagi rintihan
Dada terkoyak. Ada bayangan lelaki tampan
Menghidangkan sarapan embun kesunyian
Bersanding mega yang dikukus daun harapan

Kini jantung. Yang luapkan kerinduan
Meninggalkan dada terkoyak ingatan
Lagi-lagi tentang kerinduan
yang tak pernah tersampaikan
Karena angin sangat benci kepalsuan

Kenangan terus membidik mesra
Cumbu, bumbu, ragu, kaku, dan membeku
Pagi mengigil. Meski rindu tlah terpuaskan

9-1-2014

Jika Suatu Saat Kau Jadi Ibu

Jika Suatu Saat Kau Jadi Ibu

Jika suatu saat nanti kau jadi ibu,
Ketahuilah bahwa telah lama umat menantikan ibu yang mampu melahirkan pahlawan seperti Khalid bin Walid.
Agar kaulah yang mampu menjawab pertanyaan Anis Matta dalam Mencari Pahlawan Indonesia:
“Ataukah tak lagi ada wanita di negeri ini yang mampu melahirkan pahlawan?
Seperti wanita-wanita Arab yang tak lagi mampu melahirkan lelaki seperti Khalid bin Walid?”

Jika suatu saat nanti kau jadi ibu,
jadilah seperti Asma’ binti Abu Bakar yang menjadi inspirasi dan mengobarkan motivasi anaknya untuk terus berjuang melawan kezaliman.
“Isy kariman au mut syahiidan! (Hiduplah mulia, atau mati syahid!),” kata Asma’ kepada Abdullah bin Zubair.
Maka Ibnu Zubair pun terus bertahan dari gempuran Hajjaj bin Yusuf as-Saqafi, ia kokoh mempertahankan keimanan dan kemuliaan tanpa mau tunduk kepada kezaliman. Hingga akhirnya Ibnu Zubair syahid.
Namanya abadi dalam sejarah syuhada’ dan kata-kata Asma’ abadi hingga kini.

Jika suatu saat nanti kau jadi ibu, jadilah seperti Nuwair binti Malik yang berhasil menumbuhkan kepercayaan diri dan mengembangkan potensi anaknya.
Saat itu sang anak masih remaja. Usianya baru 13 tahun.
Ia datang membawa pedang yang panjangnya melebihi panjang tubuhnya, untuk ikut perang badar.
Rasulullah tidak mengabulkan keinginan remaja itu. Ia kembali kepada ibunya dengan hati sedih.
Namun sang ibu mampu meyakinkannya untuk bisa berbakti kepada Islam dan melayani Rasulullah dengan potensinya yang lain.
Tak lama kemudian ia diterima Rasulullah karena kecerdasannya, kepandaiannya menulis dan menghafal Qur’an. Beberapa tahun berikutnya, ia terkenal sebagai sekretaris wahyu.
Karena ibu, namanya akrab di telinga kita hingga kini: Zaid bin Tsabit.

Jika suatu saat nanti kau jadi ibu,
jadilah seperti Shafiyyah binti Maimunah yang rela menggendong anaknya yang masih balita ke masjid untuk shalat Subuh berjamaah.
Keteladanan dan kesungguhan Shafiyyah mampu membentuk karakter anaknya untuk taat beribadah, gemar ke masjid dan mencintai ilmu. Kelak, ia tumbuh menjadi ulama hadits dan imam Madzhab.
Ia tidak lain adalah Imam Ahmad.

Jika suatu saat nanti kau jadi ibu, jadilah ibu yang terus mendoakan anaknya. Seperti Ummu Habibah.
Sejak anaknya kecil, ibu ini terus mendoakan anaknya.
Ketika sang anak berusia 14 tahun dan berpamitan untuk merantau mencari ilmu, ia berdoa di depan anaknya: “Ya Allah Tuhan yang menguasai seluruh alam! Anakku ini akan meninggalkan aku untuk berjalan jauh, menuju keridhaanMu.
Aku rela melepaskannya untuk menuntut ilmu peninggalan Rasul-Mu. Oleh karena itu aku bermohon kepada-Mu ya Allah, permudahlah urusannya. Peliharalah keselamatannya,panjangkanlah umurnya agar aku dapat melihat sepulangnya nanti dengan dada yang penuh dengan ilmu yang berguna, amin!”.
Doa-doa itu tidak sia-sia. Muhammad bin Idris, nama anak itu, tumbuh menjadi ulama besar. Kita mungkin tak akrab dengan nama aslinya,
tapi kita pasti mengenal nama besarnya: Imam Syafi’i.

Jika suatu saat nanti kau jadi ibu,
jadilah ibu yang menyemangati anaknya untuk menggapai cita-cita. Seperti ibunya Abdurrahman.
Sejak kecil ia menanamkan cita-cita ke dalam dada anaknya untuk menjadi imam masjidil haram, dan ia pula yang menyemangati anaknya untuk mencapai cita-cita itu. “Wahai Abdurrahman, sungguh-sungguhlah menghafal Kitabullah, kamu adalah Imam Masjidil Haram…”, katanya memotivasi sang anak.
“Wahai Abdurrahman, sungguh-sungguhlah, kamu adalah imam masjidil haram…”, sang ibu tak bosan-bosannya mengingatkan.
Hingga akhirnya Abdurrahman benar-benar menjadi imam masjidil Haram dan ulama dunia yang disegani. Kita pasti sering mendengar murattalnya diputar di Indonesia, karena setelah menjadi ulama, anak itu terkenal dengan nama Abdurrahman As-Sudais.

Jika suatu saat nanti kau jadi ibu, jadilah orang yang pertama kali yakin bahwa anakmu pasti sukses.
Dan kau menanamkan keyakinan yang sama pada anakmu. Seperti ibunya Zewail yang sejak anaknya kecil telah menuliskan “Kamar DR. Zewail” di pintu kamar anak itu. Ia menanamkan kesadaran sekaligus kepercayaan diri.
Diikuti keterampilan mendidik dan membesarkan buah hati, jadilah Ahmad Zewail seorang doktor. Bukan hanya doktor, bahkan doktor terkemuka di dunia. Dialah doktor Muslim penerima Nobel bidang Kimia tahun 1999.
 Sumber: Grup FB

Selasa, 07 Januari 2014

Maharku Untukmu

Maharku Untukmu

 


Album : Single ANN Jateng
Munsyid : ANN Jateng Alief
http://liriknasyid.com

Inilah maharku untukmu
Seperti ini kumampu
Sepenuh hati kuberikan
Sebagai wujud cintaku

Reff
Maharku untukmu tulus kuserahkan
Kepada dirimu satu yang kupilih
Maharku untukmu agung karunia
Yang Allah berikan padaku untukmu

Terimalah sebaris doa
Semoga engkau bahagia
Dan kunyanyikan lagu ini
Persembahan cinta suci


kamu

kamu
n3n

satu, dua, dan seterusnya
aku terbius katakata ambigu yang kau rangkai disana
setelah hujan
sebelum hujan
bahkan saat hujan
kau selalu merangkai katakata itu

saat pagi menjelang aku tersadar
kau selalu ada dalam ingatan
meski tak ada hujan
lengkap hari ini, tanpa hujan
yang selalu menyampaikan pesan kerinduan
untukku
untukmu
ya! KAMU

7-1-2014

Tak Ada Beban Tanpa Pundak

Tak Ada Beban Tanpa Pundak

Album : Kompilasi Solo Religi Terpilih
Munsyid : Tiar
http://liriknasyid.com


Terasa menyesakkan semua yang telah terjadi

Apa yang ku banggakan kini tinggal cerita

Kau uji aku...

Sekilas aku rasa tak kuasa

Namun kusadari dan aku mengerti kuserahkan pada MU



Takkan aku bertanya mengapa harus terjadi

Karna aku yakini tak ada beban tanpa pundak

Kau uji aku karna ku bisa melewatinya

Ini yang terbaik bagi hidupku.. semua hanya ujian



Biarkan aku oh malam...

Menangis di sepanjang sholatku

Karna hanya Allah yang bisa membuatku tegar

Menjalani semua ini..



Biarkan aku oh malam...

Bersimbah rahmat dan ampunanNya

Badaipun pasti berlalu menguji imanku

Aku serahkan pada Illahi

Hujan - Ali Sastra

Hujan
Ali Sastra



Munsyid: Ali Sastra
Album: Soulful
Cipt: Dian The Jenggots


langit biru telah kelabu
awan berarak sendu
bumi bertasbih senandung lirih
huu..

gerimispun membasahi
sudut-sudut hati
tumpahkan semua
puisi rasa dlm nyata

kubiarkan hujan mengawal rinduku
padaMU yg Indah di Sana
kuhanyutkan hati menebus CintaMU
dan akupun merasa bahagia

Sabtu, 04 Januari 2014

Untuk Tuhanku

Untuk Tuhanku
n3n

Sayang, Engkau yang menciptakan
Cinta, Engkau yang menciptakan
Resah, Engkau yang menciptakan
Benci, Engkau yang menciptakan
Surga, Engkau yang menciptakan
Neraka, Engkau yang menciptakan
dan dia, Engkau yang menciptakan

Ya Rahmaan....
Kuatkan cintaku hanya untuk-Mu

Bukankah manusia yang beriman itu selalu diuji??
Engkau yang yang menciptakan
Maka, ciptakanlah hati yang bersih untukku.
ciptakanlah hati yang ikhlas untukku
ciptakanlah hati yang lapang untukku

Ya Rahiim...
Ya Ra'uuf..
yang Maha Menciptakan