Jumat, 05 April 2019

Pengertian Pupuh


Naon eta Pupuh?
Pupuh asalna ti nalika Sunda yaktos Pepeuh nyaeta wangun puisi tradisional nalika Sunda anu ngabogaan jumlah suku sanggem sarta rima nu tangtu di saban jajar na. Aya 17 rupi pupuh, sewang-sewang ngabogaan sipat tersendiri sarta dipake kanggo tema carios anu benten.

Pupuh mangrupa gabungan ti seni sastra sarta tembang sunda. Pengertian sanes pupuh nyaeta karya sastra ngawangun puisi anu kaasup haturan ti hasanah sastra Sunda. Saterusna aya aturan-aturan nu tangtu anu aya dina pupuh sunda supados ngahasilkeun kaendahan tersendiri.
di handap ieu mangrupa istilah-istilah atawa aturan anu aya dina pupuh sunda: 
1.    Pada           : Hartina nyaeta pada dina pupuh sunda anu diwangun ti sababaraha jajar (padalisan).
2. Padalisan     : Mangrupa jajar atawa jajar, baris di jero hiji dina (pada).
3. Guru wilangan      : Nyaeta jumlah suku sanggem (engang) anu aya dina saban padalisan (jajar).
4. Guru lagu         : Nyaeta unggel hurup vokal pamungkas anu aya dina saban padalisan (jajar). Istilah sanes ti guru tembang ieu teh sora panungtung.
5. Watek/watak        : Nyaeta karakteristik ti pupuh sunda anu mangrupi sipat,hartos,atawa tema ti eusi anu kagaduh ku pupuh sunda kasebat.

Kamis, 04 April 2019

Kembali Berbagi Ilmu

Bismillah..
Saya kembali berbagi ilmu di sekolah, setelah sekian tahun cuti (hamil, melahirkan, dan merawat titipkan Allah Swt.) bernama Nuhaira Qori Haqiqi.
Alhamdulillaah Allah Swt memberi saya kesempatan lagi untuk belajar. Bidang studi yang saya nikmati yaitu Bahasa Indonesia. Dengan berubahnya pejabat pemerintah yang berimbas pada berubahnya kurikulum di sekolah. Saya harus terus memperbaharui wawasan kebahasaan saya, materi pembelajaran, dan metode terbaru.
Bagaimana cara mengajar yang baik? Bagaimana cara mendidik yang baik?

Rabu, 03 Juni 2015

Yang Fana adalah Waktu

Yang Fana adalah Waktu

 oleh Sapardi Djoko Damono
 
Yang fana adalah waktu. Kita abadi:
memungut detik demi detik, merangkainya seperti bunga
sampai pada suatu hari
kita lupa untuk apa.
"Tapi, yang fana adalah waktu, bukan?"
tanyamu.
Kita abadi.

1982.

Senin, 01 Juni 2015

Entahlah

Entahlah
oleh ARaFa

Adalah ketika hati merasa berdiri sendiri
Di simpangan perdu
Ia menatapmu penuh harap
Dahaganya hanya kamu yang tahu
Mulanya hanya setitik jemu
Kau tentu tahu
Malam adalah kala kata tiada dusta
Terhiasi rembulan di telapak tanganmu
Menjelma jasadmu
Sekadar cerita sepenggal usia

1 Juni 2015

Perjalanan Rindu

Perjalanan Rindu
oleh ARaFa

(1)
Mengapa harus selalu gemuruh itu yang disoalkan?
Bilamana aku menyukainya sepenuh waktu
Seiring tawa, sejenak jumpa, juga sesuatu yang agaknya acap kali kita tuai
Sejumput rindu
(2)
Mengapa harus selalu usang itu yang disoalkan?
Adapun malam tiada lain serupa bingkai
Sepajang kenang, serupa kala, juga sesuatu yang terlampau jauh buat diraba
Seraga cinta
(3)
Sejumput rindu, kuhidangkan ia pada seraga cinta
Agar berpesiar di segala sudut lampau
Menyentuhmu...
Meraba bayangmu..
(4)
Maafkan aku, Puteri
aku berjalan menujumu..

31 Mei 2015

Mengeja

Mengeja
oleh ARaFa

Kau masih huruf yang sama
Yang mengajakku berbahagia
Serta sebulir tangis
Pula ia menjadikan tawa lembut
Kau masih huruf yang hidup
Napasmu terasa benar
Di hati yang kerontang
Hembuskan angin bernama cinta
Kau pula terbangkan awannya
Menjelma hujan, tumbuhkan bioma rasa
Kau huruf yang serupa
Serupa huruf yang kubawa
Sejak lahir, sejak kubagi tangisan pertama
Kali ini harapku terbilang satu bersahaja
Berbagi senyum yang penghabisan bersama

27 Mei 2015

Sosok (m)isteri

Sosok (m)isteri
oleh ARaFa

Itu adalah suatu ketika
Saat bulan nampak jelas lingkarnya
Dan bara api nyata benar panasnya
Saat itu aku mengembara pada belantara tanya
Tentang kala, tentang cerita, dan tentang musik yang sedang coba kuraba
Itu adalah ketika kemarin
Saat kucoba jelmakan tawa
Melupa rasa curiga
Terbahak seramai-ramainya
Dan musik tetaplah alunan yang sama
Tetap coba kuraba
Tetap coba kurasa
Itu adalah ketika sekarang
Aku hendaki kau menemani
Rasakan langkahku menghirup bau rambutku
Ketika ini adalah alunan musik jua
Dalam denyutan dalam balutan merah muda
Itu adalah ketika esok
Kurangkai namamu
Serupa sosok (m)isteri

24 Mei 2015

Bunga

Bunga
oleh ARaFa

Ada kata yang perlu kusampaikan padamu, bunga..
Terasa benar menggelitik di bibirku
Hanya saja sekejap ia menghilang
Kucari ia ke sana ke sini
Namun jelasnya berangkat ia dari hati
Akupun limbung
Diserang bingung
Di manakah ia kini?
Bunga, jangan kau pergi!
Karena kata tak pula kutemui
Barangkali bersembunyi
Di sana, aku ingin coba mencari
Di hatimu, mungkin ia telah berlari
Bunga, aku punya kata
Bernada cinta
Untukmu...

23 Mei 2015

Insan Tak Beralam



Insan Tak Beralam
oleh Mutia Darmayani

Sebuah nostalgia dalam hidup
Ketika insan  tak bisa dikembalikan
Penerang yang terhapus oleh kegelapan
Apakah alam  ini akan kembali terang ??
Kehidupan menjadi jalan takdir setiap makhluk
                Perjalanan yang terus dilalui
                Perjalanan yang terus dijalani
                Tapi tak saling mengasihi
                Mengapa ??
                Mengapa itu terjadi ??
Akulah sang penjaga terhalangi dengan perusak
Akulah sang pecinta terhalangi dengan pembenci
Akulah sang penyejuk terhalangi dengan kegersangan
Dan akulah  insan suci terhalangi dengan kekacauan
               
Perusak, Pembenci ………
                Mereka musuh terbesar
                Penjaga, pecinta…………
                Mereka sobat terbesar

Andaikan musuh terbesar menjadi sobat
Andaikan sobat terbesar menjadi kerabat
Dunia dan seisinya akan tentram
Tak mungkin……..
                Tak mungkin terjadi
Insan memikirkan kesenangan sendiri
Insan tak peduli
Insan perusak dan pembenci
Itulah sebab tak mungkin terjadi
Alam tak berdaya
                Insan yang tak beralam
                Alam tak berontak
                Alam tak bisa melawan
                Itulah sebab tak mungkin terjadi
Insan dan alam saling menjaga
Insan dan alam saling melindungi
Insan dan alam saling mengasihi
Insan dan saling bersatu
                Itulah yang kami harapkan
                Itulah yang kami dambakan
                Kegemilangan dalam kebahagiaan
                Akan dirasakan dalam keabadian
                                                           

                           Created  by: Mutia Darmayani



Writer : Rafi Rijali



 

Kamis, 19 Februari 2015

Pelangi Malam

Pelangi Malam
oleh n3n

Menikmati rintikan hujan di sepanjang jembatan Pasopati (lagi)
Beserta lampu warna-warni
Kemudian menelusuri jalan Pajajaran,
Kaleng roda empat tetap berbaris dengan rapi
Menanti si hijau
Awan mulai menghitam
Perjalanan terhenti saat petugas kereta menekan tombol, agar palang turun dan kendaraan berhenti
Aku tak tertarik dengan kereta api, tapi lebih tertarik pada seorang laki-laki yang memakai topi merah menyapa kereta dengan bentuk lingkaran.
Dalam hati beekata : selamat bekerja pak, semoga kesehatan selalu menyertaimu.
Sekarang aku berada di bundaraan Sudirman.
Kembali lagi terhenti, menanti si hijau
Disuguhi air mancur taman berwarna-warni.
Juga hari ini.
Begitu warna-warni meski tak ada pelangi.


18-2-2015

Senin, 09 Februari 2015

nanti

nanti
oleh n3n

Sayang, tak usah resah dengan keadaan yang sedang terjadi.
Jalani semuanya dengan tenang.
Kelak kau kan merasakan hangatnya teh dalam cangkir bersanding biskuit renyah.
Dan setiap matamu terbuka, kau merasakan dunia yang lebih indah
Bersama sejuknya pagi dan hangatnya mentari menyambut senyummu.
Semoga.


8-1-2015

Minggu, 11 Januari 2015

Kotaku

Kotaku
oleh n3n

Malam itu Bandung terasa lebih indah
Eh, maksudku Bandung di malam hari selalu lebih indah
Pasopati bermandikan lampu pelangi
Begitupun masjid" yang banyak dikunjungi, terasa lebih indah.
Bersama teman tersayang menikmati riuh kendaraan, lampu di jalan, dan keindahan lainnya.
Terima kasih Allah, Engkau masih memberiku kesempatan melihat lukisanMu, langit malam yg ditaburi bintang dan lampu" jalan menambah elok semesta alam.


10-1-2015