Selasa, 26 Februari 2013

Only Hope

Only Hope
by Mandy Moore
Suzy Miss A

There's a song that's inside of my soul.
It's the one that I've tried to write over and over again
I'm awake in the infinite cold.
But you sing to me over and over and over again.

So, I lay my head back down.
And I lift my hands and pray
To be only yours, I pray, to be only yours
I know now you're my only hope.

Sing to me the song of the stars.
Of your galaxy dancing and laughing and laughing again.
When it feels like my dreams are so far
Sing to me of the plans that you have for me over again.

So I lay my head back down.
And I lift my hands and pray
To be only yours, I pray, to be only yours
I know now, you're my only hope.

I give you my destiny.
I'm giving you all of me.
I want your symphony, singing in all that I am
At the top of my lungs, I'm giving it back.

So I lay my head back down.
And I lift my hands and pray
To be only yours, I pray, to be only yours
I pray, to be only yours
I know now you're my only hope.

hmmmmm, hmmmmm, oooooh.

Minggu, 17 Februari 2013

IPAD MAPAN PAS ITB






Cemburunya Al-Qur'an

Cemburunya Al-Qur'an…

Kalau saja Al-Qur’an punya rasa cemburu,

ia mungkin iri dengan handphone yang setiap saat hampir selalu dalam genggaman begitu ada pesan langsung dilihat begitu ada telepon langsung diangkat

atau ia iri dengan twitter dan facebook yang notifikasinya mampu mengalihkan perhatian yang beritanya dilihat berkal-kali sehari yang kalimatnya dicermati bahkan dinanti

atau ia iri dengan teman sejenisnya, novel, majalah, buku-buku yang tebalnya berkali-lipat tapi mampu dilahap dengan singkat

Kalau saja Al-Qur’an punya rasa cemburu ia bisa saja marah dan memutuskan hubungan dengan pemiliknya karena mereka lalai, tak memprioritaskannya

tapi kawan, ‘cemburu’nya Al-Qur’an itu unik, bukan sekedar cemburu karena egois tak diperhatikan ia tak sedih apalagi marah, ia tak berontak, apalagi merengek minta diperhatikan

cukup baginya memberi kita pelajaran dengan membuat kita lupa padanya membuat bagian darinya yang telah melekat dalam ingatan meluap satu per satu

dan ‘cemburu’ itu lebih menyedihkan dibanding marahnya pihak lain yang cemburu karena saat pihak lain cemburu, bisa jadi mereka hanya marah dan siap membaik saat kita kembali

tapi saat Al-Qur’an ‘cemburu’, ia akan meluapkan ingatan kita tentangnya yang membuat kita tertatih, saat ingin kembali padaNya Ia terlalu spesial, yah, Al-Qur’an terlalu spesial untuk dibandingkan dengan apapun, terlalu mahal untuk disejajarkan dengan apapun maka tak ada kamus kata cemburu dalam hidupnya..

Semoga bermanfaat dan Dapat Diambil Hikmah-Nya ...
Sumber : Grup Motivasi Islam

Pesan


Pesan
oleh n3n


Pesan perenggut keceriaan
Saat ku terima
Tersungging bibir merah jambu
Kemudian ku baca
…………………….

Gigit bibir jurus terjitu
Tikam. Terhimpit
Mendesak. Tak ada waktu!

Getar hati terus menderu
Oh…. Ternyata…..
Aku keliru, berharap menyukai
Perilakuku. Hurufhuruf dirangkai
Memberitahu jiwa terbelenggu
Terdiam. Raga tertusuk buah rindu

5-12-2012

Palung Rindu


Palung Rindu
oleh n3n


Teduh rindu menyapa cahya
Secuil ranum menjadi kado cinta
Dikecup lembut membakar binasa
Lenyap di pangkuan riuh
tanpa tanda
Gemerlap dalam pesta dunia
Berpisah berbalik arah
Melambai hadirkan rasa tak biasa
Kelak, aku kan menjemputmu
di palung hati tak jamah itu

16-2-2013

Cinta


Cinta…
oleh ARaFa

 











Aku takmengerti kiasan
pelangi yang enggan tenggelam ini
Hanya bisa dirasa
Menabuh gemuruh
 mematik api dalam hati

Wahai kau yang tak mampu biaskan lara
Rasakanlah hujan lembut sayap hatiku
Hingga kau kan mampu
mengelus cinta yang kini
Untukmu

16/2/2013

Sabtu, 16 Februari 2013

Hand Out Perkembangan Peserta Didik



UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN


HAND OUT PERKULIAHAN
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

A.  KONSEP PERKEMBANGAN DALAM KONSTELASI PSIKOLOGI DAN PENDIDIKAN
  1. KONSEP PSIKOLOGI
*      ETIMOLOGI
l  Psyche berarti jiwa atau ruh
l  Logos berarti ilmu
Secara etimologi psikologi adalah ilmu yang mempelajari jiwa atau ruh
*      TERMINOLOGI
o     Ruh atau jiwa tidak dapat diamati, sulit diukur, sulit telaah secara ilmiah, yang dapat diamati, diukur, dan ditelaah secara ilmiah adalah perilaku organisme sebgai wujud adanya jiwa/ruh atau berbagai proses mental.
o     Secara etimologi psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku dan proses mental organisme.

  1. PERKEMBANGAN SEBAGAI CABANG PSIKOLOGI
Psikologi termasuk ilmu yang sudah tua karena mulai dikenal sejak sebelum Masehi. Pada tahun 400 SM, Hipokrates mengaitkan karakteristik kepribadian dengan tipe tubuh dan mengajukan teori fisiologis (lawan dari teori demonologis) tentang penyakit mental. Sedangkan pada tahun 350 SM, Aristoteles melakukan observasi  objektif perilaku manusia. Meskipun masih psekulatif, perlu diakui bahwa psikologi sudah ada sejak zaman ini.
Seiring dengan perkembangan ilmu terutama sejak berkembangnya ilmu ilmiah kajian tentang psikologi banyak dilakukan. Sesuai dengan semakin kompleksnya subjek atau substansi kajian maka bermunculan cabang-cabang psikologi.
a.     Psikologi umum adalah psikologi yang mempelajari kaidah-kaidah perilaku atau proses mental organisme secara umum, yang kajiannya mencakup ilmu dasar perilaku dan proses mental, kecerdasan, bakat, minat, motivasi, dan lain-lain.
b.     Psikologi pendidikan adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam setting pendidikan, yang kajiannya mencakup perilaku-perilaku yang mendasari pembelajaran seperti motivasi belajar, konsentrasi,

1690      à John Locke mengembangkan pendapat Hobbes satu langkah lebih maju dengan menyatakan bahwa saat lahir pikiran adalah seperti kertas kosong (tabula rasa)

  1. PENGERTIAN PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

  1. MANFAAT PSIKOLOGI PERKEMBANGAN  BAGI PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

B.   KONSEP PERKEMBANGAN

n  Pertumbuhan (growth)
Perubahan yang bersifat kuantitatif baik perubahan secara alamiah maupun hasil belajar
n  Kematangan (maturation)
Perubahan kualitatif fungsi psiko-fisik organisme dari tidak siap menjadi siap melakukan fungsinya. Perubahannya alamiah dan hasil belajar
n  Belajar (learning)
Perubahan perilaku sebagai akibat pengalaman, disengaja, bertujuan/terarah, baik secara kualitatif maupun kuantitatif
n  Latihan (exercise)
Perubahan perilaku yang lebih bersifat mekanistis dan lebih banyak menyentuh aspek psikomotor organisme sebagai akibat pengalaman, disengaja, bertujuan/terarah, baik secara kualitatif maupun kuantitatif

Growth, maturation, learning, exercise sama-sama menghasilkan perubahan perilaku yang menyebabkan organisme mengalami perkembangan (development)
*      Perkembangan terjadi sejak masa konsepsi, yakni saat betemunya antara sperma dengan sel telur sampai akhir hayat
*      Perkembangan adalah perubahan sepanjang hayat (changes over time) baik melalui proses pertumbuhan, kematangan, belajar, maupun melalui latihan.

  1. DINAMIKA PERILAKU MANUSIA DALAM PERSPEKTIF PSIKOLOGI
Yang dimaksud perspektif psikologi adalah cara pandang/model analisis terhadap perilaku atau proses mental organisme, pada mata kuliah ini terutama dalam konteks perkembangannya. Seorang guru atau yang profesinya berkaitan dengan perilaku perlu memahami perspektif psikologi sedikitnya karena alasan berikut.  
a.  perilaku atau proses mental organisme bersifat kompleks
b.  hanya sebagian kecil perilaku atau proses mental organisme yang dapat dijelaskan oleh satu perspektif
c.   agar lebih memahami mekanisme perilaku atau proses mental organisme
Perspektif psikologis yang dimaksud mencakup perspektif biologis, behaviorisme, kognitif, dan perspektif humanistik.

PERSPEKTIF BIOLOGIS
Tokoh utama perspekltif ini adalah Hipokrates. Ia adalah Bapak ilmu kedokteran yang sangat peduli terhadap perkembangan perilaku dan proses mental manusia dianalisis dari sisi biologis.
Perspektif biologis berupaya mengkaitkan perilaku atau proses mental organisme dengan peristiwa listrik dan kimiawi yang terjadi di dalam tubuh terutama di dalam otak dan sistem syaraf. Bagi Hipokrates yang mendasari  
perilaku dan proses mental organism adalah neurobiology. Perilaku dan proses mental organisme sangat ditentukan oleh perkembangan neurobioly pada kedua belahan otak organism.

Implikasi bagi pendidikan
Berdasarkan analisis perspektif biologia pendidikan terutama difokuskan pada upaya optimalisasi kedua belahan otak organisme, yang dalam hal ini peserta didik.

PERSPEKTIF BEHAVIORISTIK
Tokoh perspektif ini yang paling terkenal diantyaranya Ivan P. Pavplop dan John. B. Watson.
Perspektif ini memandang perilaku sebagai aktivitas suatu organisme yang dapat dideteksi, seperti berbicara, tertawa, dan menangis. Pada perspektif ini yang dilihat perilaku organisme ketimbang pada otak dan sistem syaraftnya.
Salah satu cabang perspektif ini adalah analisis stimulus respons (S – R).
S – R mempelajari stimuli yang relevan di lingkungan, respons yang ditimbulkan stimuli tersebut, dan hadiah atau hukuman yang terjadi setelah respons tersebut. Stimulus (S) yang dimaksud adalah segala sesuatu yang merangsang organisme berperilaku atau melakukan proses mental. Respon  (R) adalah perilaku atau proses mental yang ditunjukkan oleh organism.
Mekanisme perilaku menurut perkspektif ini sebagai berikut.
a.  S – R
Pada mekanisme ini ketika stimulus atau rangsangan untuk berperilaku  datang maka organism langsung berperilaku sebagai respons atau jawaban terhadap stimulus tersebut. Para ahli psikologi berpendapat bahwa mekanisme perilaku ini termasuk mekanisme perilaku tidak sadar. Misalnya, pada saat seseorang yang sedang melamun dicubit dari bekalang ia langsung tersentak sembari berkata “aw” atau “aduh” dan perilaku lainnya.
b.  S – O – R
Pada mekanisme ini perilaku terjadi pada saat stimulus (S) dating lalu diterima organism (O) dan organism memberi respons. Artinya, pada mekanisme ini stimulus tidak otomatis direspon langsung oleh organisme, mungkin dirasakan dulu lalu direspon. Para ahli hamper berkesimpulan bahwa perilaku ini termasuk perilaku sadar.
c.   S – O – r – W – e – R
Pada mekanisme ini, stimulus (S) diterima oleh organisme (O) melalui reseptor (r) yang diteruskan ke world (W) untuk diproses yang selanjutnya dimunculkan oleh efektor (e) dalam bentuk perilaku atau respons (R). Pada dinamika ini yang dimaksud reseptor (r) adalah panca indra, world (W) adalah proses kognitif termasuk perseptual, dan efektor (e) adalah fasilitas atau perlengkapan pemunculan respons. Para ahli sepakan bahwa model perilaku inilah yang disebut dengan perilaku sadar.

Implikasi bagi Pendidikan
Implikasinyua adalah bahwa berbagai proses pendidikan diharapkan mampu memfasilitasi perkembangan perilaku sadar organism. Artinya model pengembangan mekanisme perilaku yang ketiga seyogianya menjadi prioritas pengembangan perilaku peserta didik.

PERSPEKTIF KOGNITIF
Dalam perspektif kognitif sebagian kembali pada akar kognitif dari psikologi, yakni persepsi, daya ingat, penalaran, dan pemutusan pilihan. Sebagian lagi sebagai reaksi terhadap behaviorisme.  Perspektif ini didasarkan pada penelitian tentang kognisi modern yang didasarkan pada asumsi berikut.
a.  Hanya dengan mempelajari proses mental kita dapat sepenuhnya memahami apa yang dilakukan oleh suatu organisme
b.  Kita dapat mempelajari proses mental secara objektif dengan memfokuskan pada perilaku spesifik, sama seperti yang dilakukan oleh ahli perilaku, tetapi menginterpretasikannya dalam kaitan proses mental dasar.
Pada perspektif ini interpretasi menggunakan analogi antara pikiran dan computer, yakni informasi yang masuk diproses dengan berbagai cara : dipilih, dibandingkan, dan dikombinasikan dg informasi lain yang telah ada dalam memori, ditransformasikan, disusun kembali dan seterusnya. Berikut ini contoh interpretasi perpsektif kognitif. Misalnya analisis tentang respons jika seseorang dicemooh oleh orang yang tidak dikenal, dikenal, dan pernah menyakitkan.
a.  Respons terhadap cemoohan orang yang tidak dikenal cenderung lemah/tidak diabaikan.
b.  Respons terhadap cemoohan orang yang dikenal cenderung lebih kuat/lebih agresif dari pada respons kepada yang tidak dikenal.
c.   Respons terhadap cemoohan orang yang pernah menyakitkan cenderung lebih agresif dan kuat dari pada respons kepada yang tidak dikenal atau dikenal saja.
Ini bisa terjadi karena pengetahuan yang ada dalam kognisi yang disebut dengan struktur kognitif menurut istilah Piaget (tidak dikenal, dikenal, dan pernah menyakitkan) yang mengendalikan perilaku organism.

Implikasi bagi Pendidikan
a.  Pembelajaran semestinya dirangcang agar menumbuhkan kesan positif serta mengokohkan struktur keilmuan dan ketepatan konsep yang tepa. Ini amat penting karena hasil pembelajaran saat ini akan membentuk struktur kognitif tentang kesan pembelajaran tertentu dan menumbuhkan struktur keilmuan yang keduanya akan menjadi dasar bagi pembelajaran selanjutnya.
b.  Pembelajaran sebaiknya diawali dengan apersepsi, yakni proses mengaitkan isi pembelajaran yang akan disampaikan dengan struktur kognitif atau pengalaman pembelajaran yang sudah ada pada diri peserta didik.
c.   Pembelajaran semestinya mempertimbangkan entering behavior dan struktur kognitif peserta didik. 

PERSPEKTIF PSIKOANALISIS
Tokoh utama perspektif ini adalah  Sigmund Freud. Salah satu pengikutnya adalah Gustav Jung. Asumsi dasar teori Freud adalah bahwa sebagian besar perilaku manusia berasal dari proses bawah sadar (unconscious). Mesti Jung sebagai murid dan pengikut Freud, tetapi dalam konsep ini Jung berpendapat bahwa perilaku manusia pada prinsipnya merupakan collective unconscious (ketidaksadaran kolektif).
Menurut Freud sifat manusia pada dasarnya negatif; ia yakin bahwa manusia nerperilaku didorong oleh instink dasar yang sama seperti hewan (terutama seks dan agresi.

Dinamika perilaku ditentukan oleh id, ego, dan super ego. Id merupakan instink atau naluri. Oleh sebab itu jika manusia berkembang hanya instinknya saja tidak ada bedanya dengan hewan. Oleh sebab itu id sering disebut dorongan hewani. Id tidak mengenal benar dan salah dan senantiasa bergerak berdasarkan prinsip pleasure, yaitu kenikmatan atau kesenangan. Sementara itu, ego merupakan unsur kepribadian yang berpegang teguh pada prinsip kebenaran berdasarkan logika. Sedangkan super ego merupakan unsur kepribadian yang bekerja berdasarkan moral. Jika perkembangan manusia didominasi oleh perkembangan egonya saja ia akan seperti binatang tetapi jika yang berkembang pada manusia hanya sisi super egonya saja ia akan seperti malaikat. Menurut perspektif ini perkembangan yang ideal adalah perkembangan yang seimbang antara id, ego, dan super ego.

Implikasi bagi Pendidikan
Proses pendidikan seyogianya mengembangkan semua unsur kepribadian manusia, mencakup fasilitasi perkembangan id, ego, dan super ego. Pentingnya perkembangan ide agar manusia dinamis, sedangkan pengembangan ego ditujukan agar manusia menjadi cerdas logika, dan pengermbangan super ego dipandang penting agar manusia cerdas hati (jujur, bermoral, etis, bertanggung jawab, dan berjiwa sosial).

PERSPEKTIF FENOMENOLOGI
Perspektif fenomenologi sering disebut  sebagai psikologi humanistik. Perspektif ini menekankan kualitas yang membedakan manusia dari hewan, terutama dilihat dari sisi potensi.  
Perspektif ini memandang kekuatan motif utama individual adalah kecenderungan ke arah pertumbuhan dan aktualisasi diri. Manusia memiliki potensi dan memiliki kebutuhan dasar untuk mengembangkan potensinya sampai penuh (aktualisasi diri).
Dinamika perilaku sangat ditentukan oleh proses dinamika motivasi yang sehat, yakni dinamika motivasi yang ditandai dengan pencapaian tujuan (goal). Dinamika motiovasi seseorang yang efektif adalah yang ditandai dengan pencapaian tujuan. Keberhasilan mencapai tujuan saat ini cendeung membuat manusia bergerak untuk menempuh tujuan berikutnya. Ketidakpuasan manusia dalam pencapaian tujuan dipandang positif sebagai dasar pencapaian aktualisasi diri. Sementara itu manusia yang gagal mencapai tujuan dalam dinamika perilakunya ia akan frustrasi, yang biasanya ditunjukkan dengan berbagai perilaku maladjustment seperti konvensasi, sublimasi, rasionalisasi, proyeksi, regresi, represi, agresi, fiksasi, dan sebagainya.  

Implikasi bagi Pendidikan
Membelajaran semestinya mampu memfasilitasi manusia untuk sukses, dalam arti mampu mencapai tujuan dan terhidandar kondisi frustasi. Sekecil apapun keberhasilan peserta didik dalam upayanya mencapai tujuan perlu diapresiasi oleh pendidik karena keberhasilan merupakan motivator untuk bergerak kembali dalam mencapai tujuan berikutnya, yang pada gilirannya akan membawa manusia pada tangga aktualisasi diri.

C.    FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN
n  Aliran Natvisme
Tokoh : Schoupen Hower
Perkembangan organisme ditentukan oleh faktor pembawaan (nativus).
Penelitian Henry Goddaard terhadap keluarga Marin Kallikak

n  Aliran Empirisme
Perkembangan organisme ditentukan oleh faktor lingkungan
Teori Tabula Rasa John Locke
Penelitian J. B. Watson

n  Aliran Konvergensi
Tokoh : William Stern
Perkembangan ditentukan baik oleh faktor pembawaan maupun lingkungan
Ada determinasi faktor perkembangan



D.  PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN
1.Cephalocaudal à perkmbangan  dimulai dari kepala menuju kaki
2.Proximodistal à perkembangan  dari tengah menuju ke arah luar,
dari arah dekat menuju ke arah jauh

E.    TUGAS PERKEMBANGAN
n  Suatu tugas pada periode perkembangan tertentu yang harus diselesaikan dengan baik
n  Sumber tugas perkembangan :
  1. Tuntutan masyarakat
  2. Sosial-budaya
  3. Kematangan fisik
  4. Norma agama

KEMATANGAN (MATURATION)
n  KESIAPAN PSIKOFISIK ORGANISME UNTUK MELAKUKAN FUNGSI-FUNGSINYA
n  CONTOH : PADA USIA 6/7 PERKEMBANGAN KOGNITIF MASUK PADA PERIODE OPERASIONAL KONKRET
   à ANAK SUDAH SIAP BERPIKIR LOGIS TETAPI HARUS DISERTAI DENGAN HAL-HAL KONRET

TUGAS PEKEMBANGAN 0-6 TH (MASA KANAK-KANAK)
n  Belajar berjalan
n  Belajar memakan makanan yang padat
n  Belajar berbicara
n  Belajar buang air kecil dan air besar
n  Belajar mengenal jenis kelamin
n  Mencapai kesetabilan jasmaniah fisiologis
n  Membentuk konsep-konsep sederhana
n  Belajar hubungan emosional dengan orla
n  Belajar melakukan / hubungan baik berdasarkan norma sosial/agama

TUGAS PERKEMBANGAN ANAK USIA SD (6/7 S.D 12/13)
  1. Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan-permainan yang umum.
  2. Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai makhluk yang sedang tumbuh.
  3. Belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman seusianya.
  4. Mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita yang tepat.
  5. Mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar membaca, menulis, dan berhitung.
  6. Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari.
  7. Mengembangkan hati nurani, pengertian moral dan tata tingkatan nilai.
  8. Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok sosial dan lembaga-lembaga.
  9. Mencapai kebebasan pribadi.

F.    KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN ANAK USIAN SD
1.     KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN FISIK ANAK USIA SD
Perubahan tubuh : sistem tulang, otot, dan keterampilan gerak
n  Diferensiasi tulang belulang, pada masa bayi berjumlah 27 berkembang menjadi 350 pada akhir masa anak sekolah
n  Diferensasi terjadi dipengaruhi oleh faktor gizi  dan latihan
n  Otot anak laki-laki lebih kuat
n  Secara fisik anak perempuan lebih cepat matang dari pada anak laki-laki à teori heliosentris
n  Koordinasi gerakan halus meningkat
n  Sudah mampu melakukan gerakan manipulatif
Kesehatan
n  Saluran penafasan
n  Influenza
n  Infeksi alat pencernaan
n  Penyakit gigi
n  Radang paru-paru
n  Kecelakaan fisik : gerakan motorik belum begitu seimbang, kurang hati-hati karena keterbatasan berpikir logis
n  Kebugaran fisik lemah

2.  PERKEMBANGAN PSIKOMOTORIK
n  Adalah perkembangan pengendalian geraakan jasmaniah melalui kegitan pusat syaraf, urat syaraf dan otot yang terkorrdinasi
n  4 kategori keterampilan motorik : (1) menolong diri sendiri, (2) sosial, (3) bermain dan (4) sekolah
Prinsip perkembangan motorik
n  Perkembangan motorik bergantung pada kematangan otot dan syaraf
n  Belajar keterampilan motorik tidak terjadi sebelum anak matang
n  Perkembangan motorik  mengikuti pola yang dapat diramalan
n  Dimungkinkan menentukan norma perkembangan motorik
3.    KETERAMPILAN PSIKOMOTORIK YANG PERLU DIKEMBANGKAN PADA ANAK SD
n  Gerak dasar lokomotor :
   memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat lain
n  Gerak nonlokomotor :
   peregangan dan pelenturan tubuh
n  Gerak manipulatif :
   keterampilan gerak yang memerlukan koordinasi antara mata, tangan, atau bagian tubuh lainnya

4.  PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK SD
n  Konsep kognitif
n  Dinamika perkembangan
n  Tahapan perkembangan
n  Karakteristik perkembangan
n  Model stimulasi

KONSEP KOGNITIF
n  Teori gestalt ; kurt koffka ; kognisi manusia keseluruhan akan lebih berarti dari pada bagian-bagianà pembelajaran harus dimulai dari keseluruhan
n  Teori medan ; kurt lewin; setiap kognisi individu memiliki medan psikologis tertentu à semakin anak ada dalam medan belajar cenderung semakin terjaga kondisi kognisinya dalam situasi pembelajaran
n  Teori perkembangan kognitif ; jean piaget ; kognitif tidak lain dari struktur kognitif, yakni segala pengalaman individu sejak lahir yang membentuk kerangka pikirannya

DINAMIKA PERKEMBANGAN KOGNITIF
n  ASIMILASI à proses integrasi persepsi, konsep atau pengalaman baru ke dalam struktur kognitif yang sudah ada
n  Rangsangan atau pengalaman baru ditempatkan atau diklasifikasikan sesuai dengan struktur kognitif yang sudah ada
n  Asimilasi tidak menyebabkan perubahan struktur kognitif tetapi mempekembangkannya

Tugas guru dalam rangka asimilasi
n  Meletakan dasar  struktur kognitif yang tepat tentang sesuatu konsep dalam kognisi anak
n  Memperkaya struktur kognitif semakin lengkap dan mendalam
n  AKOMODASI à jika rangsangan atau pengalaman baru sama sekali tidak sesuai dengan struktur kognitif yang sudah ada

Dua cara mekanisme akomodasi
1)   Membentuk struktur kognitif baru yang cocok dengan rangsangan atau pengalaman baru
2)  Memodifikasi struktur yang sudah ada sehingga cocok dengan rangsangan atau pengalaman baru

G.      PERKEMBANGAN REMAJA DAN PERMASALAHANNYA
1.      Konsep Perkembangan Remaja
a.      Psikologi Perkembangan
Psikologi perkembangan merupakan cabang dari psikologi. Secara etimologi, psikologi berasal dari kata psyche dan logos (bahasa Yunani). Psyche berarti jiwa atau ruh sedangkan logos berarti ilmu. Jadi secara etimologis psikologi adalah ilmu yang mempelajari jiwa atau ruh. Sejak jaman Yunani Kuno sampai abad 19 terminologi ini yang dipagang sebagai definisi psikologi.
Pada akhir abad 19, seiring dengan berkembangnya ilmu ilmiah, definisi psikologi sebagai ilmu jiwa banyak dipertanyakan. Salah satu prinsip ilmu ilmiah menyatakan bahwa suatu ilmu disebut ilmiah apabila objek ilmu itu dapat diamati (observable).  Pertanyaan yang sering dilontarkan “Apakah jiwa atau ruh dapat diamati? Di mana letaknya jiwa atau ruh?” Kedua pertanyaan ini sulit dijawab secara ilmiah. Lalu bagaimana membuktikan adanya jiwa atau ruh?  Salah satu jawaban atas pertanyaan ini adalah bahwa bukti dari adanya jiwa atau ruh adalah organism berperilaku. Perilaku merupakan manifestasi dari adanya jiwa atau ruh pada organisme. Sebagai manifestasi dari adanya jiwa atau ruh, perilaku dapat diamati dan dibuktikan kebenarannya secara ilmiah. Oleh sebab itu mulai akhir abad 19 objek psikologi berubah dari jiwa atau ruh menjadi perilaku. Seiring dengan paradigma ini, secara terminologi psikologi didefinidikan sebagai ilmu yang mempelajari perilaku organisme. Istilah organisme yang berarti makhluk hidup, menjadi terminologi baru dalam psikologi sebab telaahan psikologi saat ini bukan hanya kepada manusia tetapi juga kepada makhluk hidup lainnya. Berdasarkan uraian ini, psikologi perkembangan didefinisikan sebagai ilmu yang memplajari perkembangan perilaku organisme.     

b.      Pengertian Perkembangan Remaja
Sedikitnya ada empat istilah yang berdekatan bahkan saling terkait pengertiannya dengan istilah perkembangan (development). Pertama, pertumbuhan (growth), yakni perubahan yang bersifat kuantitatif baik perubahan secara alamiah maupun hasil belajar. Perubahan ini dapat dihitung dengan ukuran-ukuran tertentu. Misalnya, tinggi badan anak SD dari 110 cm pada usia 9 tahun menjadi 155 pada usia 15 tahun. Perubahan dalam pertumbuhan dimulai dari tidak ada menjadi ada. Misalnya, bayi yang baru lahir tidak bergigi, tetapi setelah kurun waktu satu tahun mulai bergigi. Perubahan dalam pertumbuhan mengikuti prinsip discontinuous. Misalnya, pada usia dan ketinggian tertentu maka perkembangan tinggi badan akan berhenti, tidak meninggi terus. Kedua, kematangan (maturation), yakni perubahan kualitatif fungsi psiko-fisik organisme dari tidak siap menjadi siap melakukan fungsinya. Perubahannya alamiah dan hasil belajar. Ketiga, belajar (learning) yaitu perubahan perilaku sebagai akibat pengalaman, disengaja, bertujuan/terarah, baik secara kualitatif maupun kuantitatif . Keempat, latihan (exercise), yaitu perubahan perilaku yang lebih bersifat mekanistis dan lebih banyak menyentuh aspek psikomotor organisme sebagai akibat pengalaman, disengaja, bertujuan/terarah, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
Growth, maturation, learning, exercise sama-sama menghasilkan perubahan perilaku yang menyebabkan organisme mengalami perkembangan (development). Perkembangan, terutama dalam konsep pertumbuhan (growth), terjadi sejak masa konsepsi, yakni saat betemunya antara sperma dengan sel telur sampai akhir hayat. Oleh sebab itu perkembangan (development) dapat didefinisikan sebagai perubahan sepanjang hayat (changes over time) baik melalui proses pertumbuhan, kematangan, belajar, maupun melalui latihan. Jika konteks yang dimaksud dalam bahan diklat ini remaja, maka yang dimaksud perkembangan remaja adalah perubahan-perubahan psiko-fisik yang terjadi pada masa remaja sebagai akibat dari proses pertumbuhan, kematangan, belajar, maupun melalui latihan.

c.       Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan
1)   Aliran Natvisme
Tokoh aliran ini adalah Schoupen Howern. Menurut aliran ini perkembangan organisme ditentukan oleh faktor pembawaan (nativus).

2)   Aliran Empirisme
Salah satu tokoh aliran ini adalah John Locke, yang mengembangkan teori “tabula rasa”. Menurutnya manusia bagaikan “tabula rasa”, yakni meja lilin yang putih bersih belum tergoreskan apapun. Mau dijadikan gambar gambar apa saja meja lilin tersebut terserah pelukisnya. Meja lilin di sini diibaratkan sebagai bayi yang baru lahir yang akan berkembang, sedangkan pelukis adalah lingkungan yang akan membentuk jadi apapun anak yang baru lahir ini. Dengan kata lain, aliran empirisme sangat yakin bahwa perkembangan organisme ditentukan oleh lingkungan. Bahkan  J. B. Watson, yang terkenal sebagai behaviorist dari Amerikat Serikat, pernah sesumbar “Beri aku bayi, lalu mintalah kepada ku  mau dijadikan apa pun bayi itu. Mau dijadikan dokter, lawyer, guru, bahkan dijadikan criminal. Mintalah kepadaku”.

3)   Aliran Konvergensi
Tokoh aliran konvergensi adalah William Stern. Aliran ini meyakini bahwa baik factor pembawaan maupun faktor lingkungan sama penting bagi perkembangan organism.

2.      Konsep Remaja dan Tugas Perkembangannya
1)      Pengertian Remaja
Reamja adalah individu yang terentang pada periode perkembangan sejak berakhirnya masa anak sampai datangnya awal masa dewasa. Masa remaja berlangsung sekitar 11/12 tahun s.d 18/20 tahun.

2)      Pengertian dan Sumber Tugas Perkembangan
Tugas perkembangan adalah suatu tugas pada periode perkembangan tertentu yang harus diselesaikan dengan baik. Sumber tugas perkembangan sebagai berikut.
a.       Tuntutan masyarakat
b.      Sosial-budaya
c.       Kematangan fisik
d.      Norma agama

3)      Tugas Perkembangan remaja
a.       Kematangan hidup religius
b.      Kematangan perilaku etis
c.       Kematangan emosional
d.      Kematangan intelektual
e.       Kesadaran tanggung jawab
f.       Peran sosial sebagai pria atau wanita
g.      Penerimaan diri dan pengembangannya
h.      Kemandirian perilaku ekonomis
i.        Wawasan dan persiapan karir
j.        Kematangan hubungan dengan teman sebaya
k.      Persiapan diri untuk pernikahan dan hidup berkeluarga

3.      Profil Perkembangan Remaja dan Implikasinya dalam Pembelajaran
a.      Profil Perkembangan Fisik dan Psikomotorik Remaja
Remaja Awal
Remaja Akhir
   Laju perkembangan sangat cepat
   Proporsi ukuran tinggi dan berat badan sering kurang seimbang
   Munculnya ciri-ciri skunder (tumbuh bulu pada pubic region, dsb)
   Aktif dalam berbagai jenis permainan/aktivitas 
      Laju perkembangan menurun
      Proporsi ukuran tinggi dan berat badan tampak seimbang
      Organ reproduksi siap difungsikan
      Lebih selektif dalam memilih kativitas 

b.      Masalah yang Mungkin Timbul Karena Perkembangan Fisik dan Psikomotorik
·         Kecanggungan bergaul antar remaja bahkan dengan orang dewasa sekali pun.
·         Self rejection karena self image tidak sesuai dengan self reality. Pada remaja kadang – kadang self image terlalu tinggi atau jauh dari self reality.
·         Gejala emosional seperti rasa malu ketika menstruasi.
·         Pemuasan biologis yang tidak tepat.
·         Perkembangan fisik-hormonal & hormonal yang cepat menimbulkan goncangan : “masa badai dan topan”.

c.       Profil Perkembangan Bahasa dan Perilaku Kognitif Remaja
Remaja Awal
Remaja Akhir
    Perkembangan bahasa sandi dan mulai tertarik bahasa asing
   Lebih bersifat realisme kritis
   Mampu mengoperasikan kaidah-kaidah logika formal
   Bakat (aptitudes) mulai menunjukkan kecenderungan – kecenderungan lebih jelas
   Cenderung berpikir dan bertindak “here and now”
      Lebih memantapkan diri pada bahasa asing yang dipilihnya
      Lebih bersifat rasionalisme idealis
      Logika formal disertai generalisasi konklusif dan komprehensif
      Kecenderungan bakat tertentu mencapai titik puncak
      Sudah mulai berpikir dan bertindak “what next?”


d.      Masalah-masalah yang Mungkin Timbul Berkaitan dengan Perkembangan Bahasa dan Kognitif
1)         Belajar bahasa asing yang tidak menyenangkan cenderung benci terhadap pelajaran dan gurunya.
2)         Ketidakselarasan antara bakat, minat, dan kemampuan.
3)         Terutama pada remaja awal cenderung berpikir “di sini dan sekarang” dalam mengambil keputusan hidup.
4)         Sangat rentan dengan pemikiran-pemikiran “sesat” tetapi dasar logika berpikirnya kuat. 
5)         Dengan berkembangnya kognitif pada masa remaja sangat kaya idealisme, pencari idola, rasa ingin tahu, dan ingin diakui-dihargai. Jika potensi-potensi ini tidak terfasilitasi dengan tepat sangat mungkin mengalami salah suai.

e.       Profil Perkembangan Perilaku Sosial, Emosional, Moralitas, dan Religius Remaja
Remaja Awal
Remaja Akhir
   Diawali dengan kecenderungan ambivalen dalam berteman
   Kebergantungan pada teman sebaya dan semangat komformitas
   Reaksi-reaksi dan ekspresi emosi masih labil dan belum terkendalikan dengan baik
   Mengidentifikasi diri dengan tokoh moralitas yang diidolakan
   Muncul perilaku skeptis pada agama
   Masih mencari dan mencoba menemukan pegangan hidup
      Bergaul dengan jumlah teman terbatas dan selektif
      Mulai fleksibel terhadap teman sebaya
      Reaksi-reaksi dan ekspresi emosi tampak lebih stabil, terkendali, dan mampu menguasai diri
      Identifikasi diri pada tokoh  moralitas idola sebagai hasil pertimbangan kemandirian nilai
      Penghayatan yang tingi tentang kehidupan reliogius
      Mulai menemukan pegangan hidup yang lebih definitif


H.      MASALAH-MASALAH YANG MUNGKIN TIMBUL BERKAITAN DENGAN PERKEMBANGAN PERILAKU SOSIAL, EMOSIONAL, MORALITAS, DAN KEAGAMAAN
1)   Munculnya perilaku anti sosial pada remaja
2)   Konflik dengan orang tua
3)   Penyalahgunaan napza
4)   Mudah digerakkan dalam perilaku destruktif
5)   Mudah terlibat dalam kegiatan masa
6)   Seks bebas
7)   Ikatan solidaritas, nilai, dan tradisi sebaya sangat kuat. Jika melakukan penyesuaian sosial sangat mungkin konformitas sosial mereka mengarah kepada kelompok sebaya yang berisiko tinggi.

I.         BIMBINGAN DAN KONSELING BAGII REMAJA
a.                            Perlunya Bimbingan dan Konseling bagi Remaja
·      Kondisi psikologis remaja : kaya potensi, vitalitas, dinamis tapi labil.
·      Perubahan pola kehidupan keluarga : ayah dan ibu bekerja à interaksi terbatas, sentuhan pedagogis berkurang à anak cari jalan sendiri.
·      Kondisi sosial-budaya-ekonomi : tidak kondusif à kehilangan idealisme, contoh & pembiasaan yang salah.
·      Pengaruh situasi global : memperkuat sekulerisme, konsumerisme, hedonisme, dan individualisme .

b.                            Strategi Bimbingan dan Konseling bagi Remaja
·      Penanaman akidah sejak  dini terutama melalui contoh. Dakwah atau pembelajaran agama dan moral bil ‘af’al / bil hal melalui praktek langsung dan contoh tauladan. Jika tidak seperti ini dikhawtirkan remaja menjadi skeptis terhadap nilai moral dan agama.
·      Pendekatan dialog sebagai sarana komunikasi, curhat, tukar pendapat, penyaluran ide, dan lain-lain.
·      Penyaluran dan penempatan sesuai minat, bakat, dan kemampuan.
·      Memperbanyak aktivitas yang produktif.