Melewati detik demi detik, menit, jam. hingga pergantian siang dan malam, aku selalu menanti pertemuan itu. Perputaran bumi terus terjadi, namun mimpi hanya sebuah bunga yang tak bisa dipertanggung jawabkan akhirnya. Perempuan yang mencoba menjaga hati dari sekelumit variasi kehidupan sehari-hari. Jalan liku yang harus dilalui untuk sampai dipertemuan itu, nanti. Aku pernah membaca sebuah buka yang sederhana namun penuh makna. Kisah tentang wanita-wanita hebat yang mendampingi kekasihNya untuk menyeru pada kebenaran yang hakiki. Amboi... mengapa kisah itu hanya bisa kubaca, tetapi sulit kutiru sikap dan sifat wanita-wanita hebat itu.
Kembali pada pertemuan. Meski aku tak sekaya Khadijah r.a., aku ingin mampu menghidupi diri sendiri dan berbagi dengan semua orang, terlebih di jalan menuju kepadaNya. meski tak secemerlang Aisyah r.a., aku ingin gudang ilmu di kepalaku bertambah dan mengamalkan ilmu yang aku punya."Setiap aku malas belajar (ilmu agama), aku selalu ingat bahwa anak-anakku kelak berhak dilahirkan dari rahim perempuan yang cerdas". Meski tak sekasih Fatimah r.a. pada sang ayah, aku ingin membahagiakan orangtuaku dengan menyisihkan sedikit hasil otak dan keringatku untuk menafkahi mereka meski tak diminta. Dan untuk adik-adikku, tirulah apa yang baik dariku dan janganlah sekali-kali kalian meniru sifat burukku. Aku kembalikan seluruh kisah hidupku pada sang Pemilik yang tak pernah meninggalkan sedetik pun. Untuk kekasih yang belum halal bagiku saat ini, ku titipkan rasa cinta pada sang Pemilik Cinta bahwa pertemuan itu akan indah pada akhirnya. Percayalah!
Hal yang bisa kita lakukan sekarang adalah meluruskan niat untuk menggapai CintaNya, ikhtiar memperbaiki diri, menyiapkan pertemuan nanti, mencari ilmu yang bermanfaat, dan merayu Pemilik Cinta untuk pertemuan terbaik yang hakiki. Doa-doa yang terkumpul dalam frame akan selau terselip pada malam hening indah setiap harinya.
~n3n~