Selasa, 01 April 2014

Waktu yang Sehitam Dedak Kopi

Waktu yang Sehitam Dedak Kopi
oleh Acep Zamzam Noor

Waktu yang sehitam dedak kopi di gelasmu itu
adalah sepi. Tahun-tahun merayap perlahan
dari hutan yang terbakar jauh di selatan
Kau tahu, detik masih akan terus berbunyi
pada weker. Menit dan jam akan beranjak pergi

sedang kenangan jumpalitan seperti burung asing
pada sebaris ranting. Asap terus mengepul
Dari tumpukan arang hutan dan sisa api
Kau tahu, waktu yang sehitam dedak kopi itu
adalah sepi yang menyelami kisah cintanya sendiri

Sepi yang terus berdetak pada arlogi. Pada jam besar
yang gemetar di dinding lenggang hari

1/4/2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar