Waktu yang Sehitam Dedak Kopi
oleh Acep Zamzam Noor
Waktu yang sehitam dedak kopi di gelasmu itu
adalah sepi. Tahun-tahun merayap perlahan
dari hutan yang terbakar jauh di selatan
Kau tahu, detik masih akan terus berbunyi
pada weker. Menit dan jam akan beranjak pergi
sedang kenangan jumpalitan seperti burung asing
pada sebaris ranting. Asap terus mengepul
Dari tumpukan arang hutan dan sisa api
Kau tahu, waktu yang sehitam dedak kopi itu
adalah sepi yang menyelami kisah cintanya sendiri
Sepi yang terus berdetak pada arlogi. Pada jam besar
yang gemetar di dinding lenggang hari
1/4/2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar