IBU…
Seorang perempuan yang selalu membuat saya tenang. Celoteh hiburan takkan
pernah tergantikan. Kepribadian menawan mengingatkan pada kasih sayang pemilik
Seluruh alam. Pengorbanan yang mendalam, takkan bisa saya bayar. Sebesar
gunung, seluas lautan, setinggi langit, bahkan setetes ASI pun tak mungkin
terbalaskan. Keikhlasan, kasih sayang, kepedulian semua ada dalam sosok IBU.
Ada satu
orang perempuan yang bukan IBU, saudara perempuan kandung, teman, apalagi
sahabat sebelum saya mengenalnya. Dia adalah sosok perempuan yang sholehah,
baik, menyenangkan, ikhlas, penyayang, dan sabar. Pertemuan yang tak pernah
saya bayangkan sebelumnya. Rasa cinta begitu tak tertahankan sekarang.
Kemuliaan akhlaknya, ilmu pengetahuan banyak, kecantikan terpancar dari wajah
riangnya. Perempuan yang kini saya cinta setelah IBU, dan adik-adik
perempuan. Perempuan itu mengubah hidup
saya, tepatnya membuat saya menjadi manusia yang lebih baik dari sebelumnya.
Pertemuan
singkat namun intensif berpengaruh besar dalam perubahan ini. Mengkaji ilmu
sang pencipta, menumbuhkan cinta terhadap Rasulullah, jalan jihad sederhana,
perbaikan akhlak, toleransi, infak, memaknai ukhuwah, luruskan niat, ikhlas,
sabar, kebersamaan, salam, indahnya surga, dan masih banyak lainnya.
Sebuah
teori memang mudah terucap, namun dia tak pernah memaksa saya untuk langsung
praktik di kehidupan nyata. Cukup dengan cara dia menjadikan teladan bagi saya.
Penampilan sederhana penuh makna. Ilmu bermanfaat bukan sekedar angka.
Persaudaraan indah bertebaran dimana-mana.
Waktu
terus berlalu, hukum alam semua tahu. Ada pertemuan pasti ada perpisahan. Begitu
pula saya dan dia. Kebersamaan yang terjalin, canda tawa, kesedihan dosa
masalalu, semangat saat futur, kasih sayang yang tak pernah saya lupakan.
Baru kali
ini saya merasakan cinta berbeda. Terhadap seorang perempuan sederhana
berakhlak mulia. Ilmu menyatukan kita. Jadilah orang yang bermanfaat bagi
sekitar. Pesan yang selalu dia katakana. Semoga kita dipertemkan di tempat
terindah saat berada di sisiNya kelak. Semoga apa yang ada di lingkungan kita,
menjadi saksi bahwa kita selalu merindukan bertemu dengan Nya. Dengan
kekasihNya. Kenikmatan yang kita terima jangan lupa untuk disyukuri. Pintu
taubat selalu terbuka, saat kita azzam untuk berubah. Mencari keridhoanNya.
Luruskan niat. Ikhlaskan hati. Istiqomah selalu di jalan lurusNya.
^_^
Kini..
perempuan itu pergi meninggalkan saya dengan hati baja penuh semangat. Kuat
berada di jalanNya. Lembut bertutur dengan hikmah. Memulai berpraktik, penerus
mujahid yang syahid.
Perempuan
itu telah menyempurnakan agamanya. Kebahagiaan terpancar jelas dari raut wajah
yang selalu ceria. Lebih ceria, lebih bersyukur dan indahnya jalinan kasih pada
waktunya. Imam yang bersanding kesholehannya. Berjalan bersama menuju ridhoNya.
Ibadah indah menjadi lebih indah. Mengecap surga dunia dengan kasihNya. Syukur
tak henti terucap lewat bibir manisnya. Zuhud, mejadi kunci utama. Istiqomah
dan bersyukur penopang segalanya.
Pesan saya
untuk dia:
Terimakasih
atas segala yang engkau berikan kepada saya. Ilma bermanfaat yang engkau
berikan akan saya tebar. Estafet dakwah kemuliaan. Kasih sayang terindah
persaudaraan. Cinta ini takkan padam. Kelak, saya ingin bertemu engkau di
tempat indah di sisiNya. Saksi kehidupan perbaikan saya. MencintaiNya,
Rasulullah, OrangTua, saudara di Palestina, juga kaum muslimin di seluruh
dunia.
Semoga
engkau bahagia sampai ke surga, bersama pendamping itu. Maaf atas kesalahan
yang sering saya perbuatan. Plin-plan dalam kebaikan. Doakan saya ukhti… menjadi
perempuan seperti engkau yang meginspirasi banyak orang untuk berubah menjadi
lebih baik. ^_^
24 Shafar 1434
Tidak ada komentar:
Posting Komentar